Tuesday, September 25, 2012

Laporan Fieldtrip Besakih



Selasa, 4 September 2012, sekolah kami mengadakan fieldtrip ke Pura Besakih yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Pukul 07.45, para siswa sudah harus berkumpul di gedung sekolah. Kami berangkat dari sekolah pukul 8.00 dan tiba di tempat sekitar pukul 10.15. Seturunnya kami dari bus, kami langsung memilih kain selendang yang telah disiapkan untuk dipakai agar boleh masuk ke lingkungan pura.
Setelah itu, kami bertemu dengan sang pemandu dan memulai perjalanan. Kami sempat berhenti sejenak untuk foto bersama.

Saya pun memulai proyek wawancara saya bersama beberapa orang teman saya.
Hal-hal yang saya dengar dari sang pemandu tentang Pura Besakih terekam dengan baik. Kami melewati pura tempat Tri Murti yang adalah dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa. Sang pemandu berkata bahwa saat upacara besar, para dewa-dewa mandi di sungai kemudian keliling Bali selama 3 hari yang dinamakan melasti. Kemudian kami melewati pura tempat para satria, tempat dewa Siwa, dewa China yang melambangkan perekonomian, tempat brahmana dan sudra, tempat bidadari-bidadari, dan tempat kosong yang tertinggi yang adalah tempat Tuhan yang mengadakan dewa-dewa. Lalu, kami menuju Pura Raja, tempat dewi Saraswati, penulis dan keturunan raja-raja dulu.
Kemudian kami berjalan lagi ke arah atas, tempat pemerintahan atau kantor para dewa. Kain merah untuk Brahma, kemudian kain putih dan kuning, dan kain hitam untuk Wisnu. Di sana, ada 3000 bangunan pura.
Para dewa memiliki tugas masing-masing. Siwa bertindak sebagai presiden yang juga adalah dewa yang mengadakan umat Hindu. Ida Sanghyang Widhi Wasa adalah Tuhan yang membuat dewa Siwa, Indra, dan China. Pemeliharaan akan bangunan ini berasal dari propinsi, meski sekarang ini, pura-pura sudah mulai dirawat oleh masing-masing kasta. Pura-pura di gunung pun sudah mulai dicari kembali. Pura-pura ini juga punya fungsi masing-masing. Ada yang untuk memohon keselamatan alam, ada juga yang untuk memohon keselamatan tumbuhan, keselamatan hewan-hewannya, bahkan ada juga yang untuk memohon keselamatan manusianya. Jika ingin memohon keselamatan pribadi, harus langsung ke tempat tidur dewa. Sang pemandu bercerita bahwa di Pura Raja yang sedang dirubah terdapat naga yang sudah dikeluarkan dari bawah tanah oleh orang-orang pintar yang tidak mengerti maksud dari keberadaannya. Sehingga hal ini menyebabkan gempa, tsunami, dan kebakaran yang terjadi belakangan ini. Naga ini adalah dewa yang memegang kekuatan alam. Namanya dewa naga Basuki yang kepalanya berada di Bali, tubuhnya mengelilingi bumi pada garis khatulistiwa, dan ekornya berada di Gua Sidney, Australia. Kemudian, Pura Raja juga sudah dirubah yang menyebabkan terjadinya gempa, tsunami, dan kebakaran. Naga ini tidak boleh kekurangan sesajen yang berisi telur, madu, dan nasi berbentuk ular, itulah makanannya. Namun, sang pemandu berkata bahwa yang sekarang menguasai alam adalah Brahma, Wisnu, dan Suara, yang adalah air, angin, dan api. Suara adalah dewa angin.
Sekitar 5 km lagi, ada Pura Gelap. Pura ini ceritanya pertama kalinya hitam gelap, digunakan dewa Suara untuk tempat komando semua dewa. Dalam sejarah, ini tempat bermula ada malam dan ada siang. Kami pun menuju tempat tersebut. Dalam perjalanan sang pemandu kembali bercerita, di sana ada 50 kompleks pura dan beberapa ada di pedalaman dan di sana juga terdapat orang-orang Hindu. Kami tiba di tempat kemudian ditunjukkan batu tempat dewa yang merupakan asal mula pura. Di sana masih ada dewa-dewa dulu. Batu tersebut ada lebih dahulu, kemudian barulah dibangun pura istana. Pada batu itu dipakaikan kain hitam putih yang merupakan lambang penjaga yang berarti keselamatan ibu pertiwi dan alam di atas. Sesampainya kami di atas, kami duduk di tangga. Pemandangan sungguh mempesona. Dari atas, kami dapat melihat wilayah Gianyar.
Kami juga dapat melihat gerbang dengan ukiran yang mengguggah hati. Sambil bersantai, sang pemandu menceritakan kisah sejarah menurut kaum Hindu. Dulu pertama kali, Ida Sanghyang Widhi Wasa lah yang membuat dewa Siwa, Belanda, China, dan Indra di India. Siwa menetap di Bali sehingga Bali menganut Hindu Siwa.
Pura pertama terletak di Gunung Agung kemudian digantikan Pura Tok Angkir karena dikira Gunung Agung terlalu jauh apalagi melewati gunung yang susah dilalui dengan jalan kaki. Kemudian, akhirnya dijadikan satu di Besakih. Pura terbesar di Bali adalah Besakih kemudian baru yang di Uluwatu, Batur, Tempuyang, dan pura-pura lain. Sang Aji Meneng bertanggung jawab dengan hitam/gelap, Sang Aji Putih dengan siang, dan Sang Aji Blipada dengan air, gunung, kali, dan lautan. Sesudah lengkap semua di bumi, Ida turun ke Gunung Agung bersemedi. Pertama mengeluarkan orang kulit putih, Belanda yang merupakan “belahan dari dewa” , kemudian Indra ke India, lalu China di Bangli kemudian keluar ke China, dan Siwa yang menetap di Bali kemudian punya istri seorang bidadari, Endrang, menciptakan 2 orang anak, Ida Maniangkeran dan Ratu Bagus Anoman. Kondisi kesehatan Ida Bagus Maniangkeran tidak begitu bagus. Ia dibawa ke Jawa pada ayah angkatnya, tetapi malah bermain judi. Ayah angkatnya tidak dapat mengaturnya lagi sehingga dikembalikan ke ayahnya yang di Bali. Ia kembali main judi sampai semuanya habis. Kepala naga dikira emas dan perak oleh Maniangkeran kemudian dipotong, sang naga marah dan Maniangkeran jadi abu dibakar. Ayah angkatnya datang memohon agar anaknya diselamatkan. Saraswati, pemegang ilmu di dunia memberi mantra agar Maniangkeran hidup lagi. Hiduplah ia lagi sebagai manusia.
Pura yang terletak sekitar 10 km lebih yang dulu digunakan untuk meninjau pembangunan Pura Besakih.
Unsur-unsur budaya Pura Besakih meliputi:
  1. Sistem pengetahuan,
  2. Peralatan hidup dan teknologi,
  3. Organisasi sosial kemasyarakatan,
  4. Mata pencaharian hidup,
  5. Sistem bahasa,
  6. Religi dan upacara, dan
  7. Kesenian.
Dalam perjalanan, kami menemukan beberapa tanaman unik. Salah satunya, pohon Cemara yang juga dimanfaatkan saat upacara.
Klasifikasi pohon Cemara Norfolk
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fagales
Famili              : Casuarinaceae
Spesies            : Casuarina excelsa

Juga ada anggur hitam. Berhubung saya tidak menemukan klasifikasi spesifik anggur hutan, saya berikan klasifikasi anggur biasa saja.
Klasifikasi anggur
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Rhamnales
Famili              : Vitaceae
Genus              : Vitis
Spesies            : Vitis vinifera L.

No comments:

Post a Comment