Selasa,
4 September 2012, sekolah kami mengadakan fieldtrip
ke Pura Besakih yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten
Karangasem, Bali, Indonesia. Pukul 07.45, para siswa sudah harus berkumpul di
gedung sekolah. Kami berangkat dari sekolah pukul 8.00 dan tiba di tempat
sekitar pukul 10.15. Seturunnya kami dari bus, kami langsung memilih kain
selendang yang telah disiapkan untuk dipakai agar boleh masuk ke lingkungan
pura.
Setelah
itu, kami bertemu dengan sang pemandu dan memulai perjalanan. Kami sempat
berhenti sejenak untuk foto bersama.
Hal-hal
yang saya dengar dari sang pemandu tentang Pura Besakih terekam dengan baik.
Kami melewati pura tempat Tri Murti yang adalah dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Sang pemandu berkata bahwa saat upacara besar, para dewa-dewa mandi di sungai
kemudian keliling Bali selama 3 hari yang dinamakan melasti. Kemudian kami
melewati pura tempat para satria, tempat dewa Siwa, dewa China yang
melambangkan perekonomian, tempat brahmana dan sudra, tempat bidadari-bidadari,
dan tempat kosong yang tertinggi yang adalah tempat Tuhan yang mengadakan
dewa-dewa. Lalu, kami menuju Pura Raja, tempat dewi Saraswati, penulis dan
keturunan raja-raja dulu.
Kemudian
kami berjalan lagi ke arah atas, tempat pemerintahan atau kantor para dewa.
Kain merah untuk Brahma, kemudian kain putih dan kuning, dan kain hitam untuk
Wisnu. Di sana, ada 3000 bangunan pura.
Para
dewa memiliki tugas masing-masing. Siwa bertindak sebagai presiden yang juga
adalah dewa yang mengadakan umat Hindu. Ida Sanghyang Widhi Wasa adalah Tuhan
yang membuat dewa Siwa, Indra, dan China. Pemeliharaan akan bangunan ini
berasal dari propinsi, meski sekarang ini, pura-pura sudah mulai dirawat oleh
masing-masing kasta. Pura-pura di gunung pun sudah mulai dicari kembali. Pura-pura
ini juga punya fungsi masing-masing. Ada yang untuk memohon keselamatan alam, ada
juga yang untuk memohon keselamatan tumbuhan, keselamatan hewan-hewannya,
bahkan ada juga yang untuk memohon keselamatan manusianya. Jika ingin memohon
keselamatan pribadi, harus langsung ke tempat tidur dewa. Sang pemandu
bercerita bahwa di Pura Raja yang sedang dirubah terdapat naga yang sudah
dikeluarkan dari bawah tanah oleh orang-orang pintar yang tidak mengerti maksud
dari keberadaannya. Sehingga hal ini menyebabkan gempa, tsunami, dan kebakaran
yang terjadi belakangan ini. Naga ini adalah dewa yang memegang kekuatan alam.
Namanya dewa naga Basuki yang kepalanya berada di Bali, tubuhnya mengelilingi
bumi pada garis khatulistiwa, dan ekornya berada di Gua Sidney, Australia.
Kemudian, Pura Raja juga sudah dirubah yang menyebabkan terjadinya gempa,
tsunami, dan kebakaran. Naga ini tidak boleh kekurangan sesajen yang berisi
telur, madu, dan nasi berbentuk ular, itulah makanannya. Namun, sang pemandu
berkata bahwa yang sekarang menguasai alam adalah Brahma, Wisnu, dan Suara,
yang adalah air, angin, dan api. Suara adalah dewa angin.
Sekitar
5 km lagi, ada Pura Gelap. Pura ini ceritanya pertama kalinya hitam gelap,
digunakan dewa Suara untuk tempat komando semua dewa. Dalam sejarah, ini tempat
bermula ada malam dan ada siang. Kami pun menuju tempat tersebut. Dalam
perjalanan sang pemandu kembali bercerita, di sana ada 50 kompleks pura dan
beberapa ada di pedalaman dan di sana juga terdapat orang-orang Hindu. Kami
tiba di tempat kemudian ditunjukkan batu tempat dewa yang merupakan asal mula
pura. Di sana masih ada dewa-dewa dulu. Batu tersebut ada lebih dahulu,
kemudian barulah dibangun pura istana. Pada batu itu dipakaikan kain hitam
putih yang merupakan lambang penjaga yang berarti keselamatan ibu pertiwi dan
alam di atas. Sesampainya kami di atas, kami duduk di tangga. Pemandangan sungguh
mempesona. Dari atas, kami dapat melihat wilayah Gianyar.
Kami
juga dapat melihat gerbang dengan ukiran yang mengguggah hati. Sambil
bersantai, sang pemandu menceritakan kisah sejarah menurut kaum Hindu. Dulu
pertama kali, Ida Sanghyang Widhi Wasa lah yang membuat dewa Siwa, Belanda,
China, dan Indra di India. Siwa menetap di Bali sehingga Bali menganut Hindu
Siwa.
Pura
pertama terletak di Gunung Agung kemudian digantikan Pura Tok Angkir karena dikira
Gunung Agung terlalu jauh apalagi melewati gunung yang susah dilalui dengan
jalan kaki. Kemudian, akhirnya dijadikan satu di Besakih. Pura terbesar di Bali
adalah Besakih kemudian baru yang di Uluwatu, Batur, Tempuyang, dan pura-pura
lain. Sang Aji Meneng bertanggung jawab dengan hitam/gelap, Sang Aji Putih dengan
siang, dan Sang Aji Blipada dengan air, gunung, kali, dan lautan. Sesudah
lengkap semua di bumi, Ida turun ke Gunung Agung bersemedi. Pertama
mengeluarkan orang kulit putih, Belanda yang merupakan “belahan dari dewa” , kemudian
Indra ke India, lalu China di Bangli kemudian keluar ke China, dan Siwa yang
menetap di Bali kemudian punya istri seorang bidadari, Endrang, menciptakan 2
orang anak, Ida Maniangkeran dan Ratu Bagus Anoman. Kondisi kesehatan Ida Bagus
Maniangkeran tidak begitu bagus. Ia dibawa ke Jawa pada ayah angkatnya, tetapi
malah bermain judi. Ayah angkatnya tidak dapat mengaturnya lagi sehingga
dikembalikan ke ayahnya yang di Bali. Ia kembali main judi sampai semuanya
habis. Kepala naga dikira emas dan perak oleh Maniangkeran kemudian dipotong,
sang naga marah dan Maniangkeran jadi abu dibakar. Ayah angkatnya datang
memohon agar anaknya diselamatkan. Saraswati, pemegang ilmu di dunia memberi
mantra agar Maniangkeran hidup lagi. Hiduplah ia lagi sebagai manusia.
Unsur-unsur
budaya Pura Besakih meliputi:
- Sistem pengetahuan,
- Peralatan hidup dan teknologi,
- Organisasi sosial kemasyarakatan,
- Mata pencaharian hidup,
- Sistem bahasa,
- Religi dan upacara, dan
- Kesenian.
Dalam
perjalanan, kami menemukan beberapa tanaman unik. Salah satunya, pohon Cemara yang juga dimanfaatkan saat upacara.
Klasifikasi pohon Cemara Norfolk
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fagales
Famili : Casuarinaceae
Spesies : Casuarina excelsa
Juga ada anggur hitam. Berhubung saya tidak
menemukan klasifikasi spesifik anggur hutan, saya berikan klasifikasi anggur biasa
saja.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Rhamnales
Famili : Vitaceae
Genus : Vitis
Spesies : Vitis vinifera L.
No comments:
Post a Comment